Event

Mengungkap Peran Hormon dalam Kanker Payudara: Wawasan Penting untuk Deteksi dan Pencegahan

Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
17 November 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Pernahkah kamu bertanya, “Kenapa sih kanker payudara bisa muncul dan tumbuh?”. Banyak orang mengira penyebab terjadinya kanker payudara adalah karena adanya kerusakan genetik atau gaya hidup semata. Padahal, ada satu faktor besar yang bekerja “di balik layar”, yaitu pengaruh hormon—terutama hormon estrogen dan progesteron. Memahami bagaimana hormon bekerja dapat membantu kita mengenali risiko, memahami pilihan terapi, dan mengetahui kapan perubahan di payudara perlu diperiksakan. Artikel ini mengajak kamu memahami bagaimana hormon berperan dalam kanker payudara dengan bahasa yang cukup sederhana, terstruktur, dan tidak membosankan. 


Apa Peran Hormon dalam Jaringan Payudara?

Estrogen dan progesteron adalah dua hormon seks wanita yang berfungsi sebagai “pengatur pesan” dalam  tubuh. Hormon ini berperan terutama dalam perkembangan jaringan payudara normal selama masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan, dan laktasi. Sel payudara sendiri memiliki “reseptor” berupa protein pada permukaan atau di dalam inti sel yang dapat mengenali kedua hormon tersebut. Ketika hormon melekat pada reseptornya, sel memperoleh instruksi untuk tumbuh, membelah, atau berubah. Proses ini sepenuhnya normal dalam hal menunjang pertumbuhan jaringan. Namun pada proses terbentuknya kanker payudara, sel-sel pada jaringan payudara yang memiliki reseptor hormon akan terus memanfaatkan hormon sebagai bahan bakar pertumbuhan, mengakibatkan sel terus bertumbuh dan membelah secara berlebihan dan tidak normal hingga terjadilah kanker.

Teori inilah yang mendasari pengelompokan kanker payudara dengan tipe reseptor hormonal positif (HR+), yang terdiri dari tipe ER-positif dan PR-positif. 

  • Tipe kanker payudara yang disebut ER-positif (estrogen receptor–positive) berarti sel memiliki reseptor estrogen dalam jumlah yang signifikan, artinya sensitif terhadap hormon estrogen.

  • Tipe kanker payudara yang disebut PR-positif (progesteron receptor–positive) berarti sel memiliki reseptor progesteron dalam jumlah yang signifikan, artinya sensitif terhadap hormon progesteron. 

Sekitar dua dari tiga kasus kanker payudara di negara maju masuk ke dalam kategori reseptor hormon positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh hormon terhadap epidemi dan pengobatan kanker payudara sangat besar. 


Mengapa Paparan Hormon dapat Menyebabkan Terbentuknya Kanker Payudara?

Coba bayangkan, setiap kali sel membelah, akan ada peluang kecil terjadinya “kesalahan ketik” pada DNA di dalam sel. Kalau kesalahan ketik ini terjadi pada banyak gen dan kebetulan kena ke “bagian penting” gen di dalam sel, maka dapat menyebabkan sel normal berubah menjadi sel kanker. Paparan hormon yang berlebihan dan terjadi dalam waktu lama dapat memperbesar risiko terbentuknya sel-sel kanker. Berikut ini beberapa teori yang mendasarinya:

  1. Estrogen mendorong sel membelah lebih sering; semakin banyak pembelahan, semakin besar juga peluang terjadinya “kesalahan ketik” DNA pada proses pembelahan sel.

  2. Beberapa metabolit estrogen dapat menyebabkan kerusakan DNA secara langsung.

  3. Progesteron mempengaruhi ekspresi gen yang dapat memperkuat efek estrogen dalam merangsang pertumbuhan sel payudara.

Oleh karena itu, kondisi terpaparnya tubuh dengan hormon estrogen atau progesteron dalam jangka waktu lama (seperti pada menstruasi dini, menopause terlambat, atau penggunaan terapi pengganti hormon jangka panjang) dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Namun perlu diingat bahwa risiko terjadinya kanker dibentuk oleh banyak faktor lain, termasuk genetik, berat badan, pola hidup, dan riwayat reproduksi. Tidak ada satu faktor yang bekerja sendirian.


Bagaimana Dokter Menentukan Kanker “Dipengaruhi Hormon”?

Setelah biopsi dilakukan, sampel jaringan yang berasal dari benjolan pada payudara akan diperiksa di laboratorium patologi. Selanjutnya, dokter akan melihat apakah sel kanker memiliki reseptor estrogen (ER) atau reseptor progesteron (PR), yaitu “pintu” di permukaan sel yang bisa menangkap sinyal hormon tersebut. Jika hasilnya ER atau PR positif, berarti sel kanker tumbuh mengikuti sinyal hormon yang bersangkutan. Jenis kanker ini akan lebih responsif terhadap terapi hormonal, yaitu pengobatan yang menurunkan atau memblokir kerja hormon agar sel tidak mendapatkan “bahan bakar” untuk lanjut bertumbuh. Pada pemeriksaan di laboratorium patologi ini juga dilihat apakah jaringan tersebut memiliki ekspresi protein HER2, yang juga mempengaruhi tingkat keparahan tumor dan pilihan pengobatannya.


Terapi Hormonal (Endocrine Therapy): Memutus “Bahan Bakar” bagi Kanker Payudara

Pada kanker payudara tipe reseptor hormon positif (HR+), terapi hormonal adalah salah satu pilar pengobatan yang menjanjikan. Berbeda dengan kemoterapi yang langsung membunuh sel kanker, terapi hormonal bekerja dengan cara menghentikan sinyal hormon yang membuat kanker tumbuh. 

Ada dua mekanisme utama yang menjelaskan bagaimana terapi hormonal ini bekerja : 

  1. Menurunkan jumlah hormon secara langsung di tubuh
    Pendekatan ini bertujuan mengurangi produksi estrogen sehingga sel kanker kehilangan sumber rangsangannya.

  • Pada wanita pasca menopause, aromatase inhibitor digunakan untuk menghambat produksi estrogen yang dihasilkan dari jaringan perifer.

  • Pada wanita pramenopause, dokter dapat menekan fungsi ovarium —baik melalui obat maupun pembedahan— untuk menurunkan produksi estrogen secara signifikan.

  1. Memblokir “reseptor” hormon di sel kanker
    Pendekatan ini tidak menurunkan jumlah hormon, tetapi menghalangi hormon menempel pada reseptornya di permukaan sel kanker. Obat seperti tamoxifen bekerja sebagai penghambat reseptor estrogen, sehingga sinyal pertumbuhan tidak dapat diteruskan meskipun hormon masih ada di tubuh.

Terapi hormonal bisa diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran tumor, setelah operasi untuk menurunkan risiko kanker kambuh, atau pada kanker stadium lanjut sebagai terapi jangka panjang. Terapi ini sudah lama terbukti membantu pasien kanker payudara tipe HR+ dapat hidup lebih lama dan mencegah kekambuhan. Namun, semua keputusan soal terapi harus dibicarakan dengan dokter agar sesuai kondisi masing-masing pasien.


Apa Bedanya Kanker yang Dipengaruhi Hormon dengan yang Tidak?

Status hormon pada kanker payudara sangat menentukan bagaimana kanker tumbuh dan pengobatan apa yang paling efektif. Pada kanker payudara tipe HR+ sel kanker menggunakan hormon estrogen atau progesteron sebagai “bahan bakar” untuk terus membelah secara abnormal. Jenis kanker ini biasanya tumbuh lebih lambat, namun merespons dengan baik terhadap terapi hormonal.

Sebaliknya, pada kanker yang tidak dipengaruhi hormon seperti kanker payudara triple-negative (artinya tidak ditemukan reseptor hormon maupun gen HER2 yang positif pada pasien ini) atau beberapa kanker HER2-positive namun HR-negatif, pada tipe ini hormon tidak berperan dalam pertumbuhan sel kanker, sehingga terapi hormonal tidak akan efektif. Jenis kanker ini biasanya diobati dengan pilihan terapi lain diluar terapi hormon, seperti kemoterapi, operasi, terapi target, atau imunoterapi.

Karena perbedaan ini, memeriksa status hormon (ER/PR) menjadi langkah penting untuk menentukan strategi terapi yang paling tepat bagi setiap pasien.


Pesan untuk pembaca: apa yang bisa dilakukan sekarang?

Memahami peran hormon dalam kanker payudara membantu kita melihat betapa pentingnya pemeriksaan dini dan penentuan status reseptor hormon pada kanker payudara. Langkah sederhana yang bisa anda lakukan adalah mulai mengenali kondisi payudara sendiri—perhatikan perubahan bentuk, tekstur, atau adanya cairan yang keluar dari puting. Jika ada benjolan atau perubahan yang terasa tidak biasa, segera konsultasikan ke tenaga profesional.

Bagi Anda yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga dengan kanker payudara, sebaiknya berdiskusi dengan dokter mengenai kebutuhan skrining yang lebih intensif. Pada beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan genetik untuk menilai risiko lebih akurat. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat—menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, membatasi alkohol, dan menyusui bila memungkinkan—dapat membantu menurunkan risiko yang berhubungan dengan hormon.

KALGen Innolab menyediakan layanan pemeriksaan yang lengkap untuk membantu Anda memahami jenis kanker payudara yang dialami, termasuk tes ER (estrogen receptor), PR (progesterone receptor), dan HER2—tiga marker penting yang menentukan tipe kanker dan arah pengobatan yang paling tepat. Dengan teknologi modern dan tim ahli yang berpengalaman, kami siap mendampingi Anda dalam proses deteksi dan pemahaman kondisi secara menyeluruh. 

Jika Anda atau orang terdekat sedang menjalani evaluasi diagnosis dan pilihan terapi kanker payudara, segera lakukan pemeriksaan ER, PR, dan HER2 di KALGen Innolab untuk mendapatkan informasi yang akurat dan langkah penanganan yang lebih terarah.


Referensi

  1. American Cancer Society. (n.d.). Breast Cancer Hormone Receptor Status. Retrieved from https://www.cancer.org/cancer/types/breast-cancer/understanding-a-breast-cancer-diagnosis/breast-cancer-hormone-receptor-status.html

  2. Cleveland Clinic. (n.d.). Hormone therapy for breast cancer. Retrieved from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/hormone-therapy-for-breast-cancer

  3. National Cancer Institute. (2022, July 12). Hormone therapy for breast cancer. Retrieved from https://www.cancer.gov/types/breast/breast-hormone-therapy-fact-sheet

  4. WebMD. (n.d.). Hormone Therapy for Breast Cancer Treatment. Retrieved from https://www.webmd.com/breast-cancer/hormone-therapy-overview

  5. WebMD. (n.d.). Breast cancer symptoms. Retrieved from https://www.webmd.com/breast-cancer/understanding-breast-cancer-symptoms

  6. WebMD. (n.d.). Risk factors for breast cancer. Retrieved from https://www.webmd.com/breast-cancer/overview-risks-breast-cancer

Baca Juga Yang Lainnya

Apakah Anda Termasuk Berisiko TNBC? Fakta Agresivitasnya Mengejutkan Banyak Orang
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
17 November 2025
Mengungkap Peran Hormon dalam Kanker Payudara: Wawasan Penting untuk Deteksi dan Pencegahan
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
17 November 2025
Kapan Benjolan di Payudara Wajib Diperiksa, dan Kapan Tidak? Ini Penjelasan Dokternya
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
14 November 2025
Artikel Lainnya
Apakah Anda Termasuk Berisiko TNBC? Fakta Agresivitasnya Mengejutkan Banyak Orang
tnbc-kanker-payudara-paling-agresif
Mengungkap Peran Hormon dalam Kanker Payudara: Wawasan Penting untuk Deteksi dan Pencegahan
hormon-dan-kanker-payudara-fakta-terbaru
Kapan Benjolan di Payudara Wajib Diperiksa, dan Kapan Tidak? Ini Penjelasan Dokternya
benjolan-payudara-kapan-harus-diperiksa
Ketika Tubuh Memulai Perubahan yang Tak Terlihat, Inilah Cerita di Balik Mutasi Sel Payudara
sinyal-awal-mutasi-payudara-tubuh-bicara
LOADING ...